pianojazz.net – Kelemahan Timnas Indonesia (Timnas) di Piala AFC 2022 memang menarik. Pasalnya, timnas Indonesia diketahui gagal mencapai target menjuarai Piala AFC 2022.
Ya, Skuad Garuda – demikian julukan Timnas Indonesia – harus kembali mengubur harapan merengkuh gelar Piala AFF perdananya. Kekalahan ini tak lepas dari lemahnya timnas Indonesia di kompetisi 2022.
Seperti diketahui, timnas Indonesia baru mencapai babak semifinal Asian Football Association Cup 2022. Tim besutan Shin Taeyong kalah dari tim Vietnam dengan skor total (0-2) dalam dua babak dan terhenti di babak semifinal .
Hasil itu membuat Garuda harus angkat kaki dari pertandingan. Prestasi Pratama Arhan dan kawan-kawan turun dari tahun lalu, saat menjadi runner-up. Lantas, apa saja kelemahan timnas Indonesia?
Transisi Lambat
Timnas Indonesia masih memiliki mode transisi yang lambat dari bertahan ke menyerang dan sebaliknya. Kelemahan ini kerap membingungkan pasukan Garuda dalam mengantisipasi serangan balik yang cepat.
“Saat ini, kami masih kekurangan transformasi, dan itu yang harus kami perbaiki agar lebih baik,” kata Shin jelang perhelatan Piala AFC 2022.
Ternyata saat tim Garuda berlaga di Piala AFC 2022, tutur Shen tak kunjung sembuh, yang tergambar dari pergerakan pemain yang kerap amburadul dan akurasi passing. Mengutip catatan statistik Piala AFC 2022, timnas Indonesia menempati urutan kelima dalam akurasi passing.
Mereka hanya mencatat 78%, kalah dari Filipina (82%) bahkan Kamboja (79%). Akurasi passing yang kurang baik tentu memudahkan lawan untuk merebut bola. Tentu saja, ini menjadi evaluasi bersama Timnas Indonesia.
Terorganisir dengan buruk
Finishing yang buruk menjadi faktor utama buruknya kekuatan timnas Indonesia. Empat penyerang depan hanya mencetak empat dari 12 gol dalam turnamen sepak bola dua tahunan itu. Meski siapapun bisa mencetak gol, peran penyerang harus lebih kritis.
Selain penyerang, beberapa pemain lain di timnas Indonesia juga kerap gagal memanfaatkan peluang emas. Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong juga mengakui finis terakhir Garuda belum dinilai.
“Belajar dari pertandingan pertama melawan Kamboja, ada beberapa peluang sempurna, tetapi kami tidak bisa mencetak gol. Setelah pertandingan, saya menekankan bahwa ketika kami mendapat peluang bagus, kami bisa mencetak gol dan kami bermain lebih baik dan lebih baik lagi. Semakin baik,” Shin ujar usai kemenangan penyisihan grup final Piala AFC 2022 melawan Filipina pada Senin, 2 Januari 2023.
Tentu saja, ini tidak cukup tajam untuk dipilah, itu harus menjadi evaluasi bersama, bukan hanya striker. Semoga Timnas Indonesia bisa meraih hasil terbaik di pertandingan-pertandingan selanjutnya.
Bola Udara yang Lemah
Hilangnya Elkann Bagott, yang tinggi di lini pertahanan, berdampak besar. Di Piala AFC 2022, buruknya prediksi bola overhead atau bola ketinggian masih menjadi kelemahan timnas Indonesia.
Hal itu terbukti di leg kedua semifinal melawan Vietnam, di mana kedua gol tersebut tercipta dari serangan udara. Dua bek jangkung saat itu, Jordi Amat dan Fachruddin Aryanto, gagal mengantisipasi ancaman tersebut.
Pelatih timnas Vietnam Park Hang-seo mengakui kelemahan Garuda di area tersebut. Hang-seo mengatakan dia menganalisis kelemahan ini sebelum pertandingan. Tentunya hal ini juga bisa dijadikan sebagai evaluasi tim Garuda.
“Setelah kembali ke Vietnam, kami menganalisis dengan cermat timnas Indonesia, dan mereka memainkan gaya serangan balik,” kata Park Hang-seo usai bergabung dengan timnas Indonesia.
“Gol pertama Tien Linh karena analisa kami, setelah melihat timnas Indonesia cukup lemah dalam hal penguasaan bola. Bek sering kehilangan posisinya di pertahanan,” lanjutnya.
Hal itu juga ditunjukkan Timnas Indonesia di babak semifinal melawan Vietnam. Di babak pertama, tim Indonesia yang memiliki kemampuan penguasaan bola lebih baik hanya mencetak 4 tembakan dan hanya mencetak 1 gol.
Di babak kedua, Indonesia yang bermain tandang justru menciptakan 9 tembakan dan bermain lebih aktif. Sayangnya, tidak satu pun peluang tersebut menemui sasaran Vietnam.
Shin Taeyong pun menyayangkan hilangnya peluang timnas Indonesia sejak awal pertandingan. Bahkan, banyak yang menilai pemain Indonesia cenderung egois di lapangan sehingga gagal memaksimalkan peluang.
Selain itu, padatnya jadwal tentu menjadi salah satu penyebab buruknya performa timnas Indonesia. Dengan hanya tiga hari jeda pertandingan, laga kandang dan tandang tentu akan menguras energi para pemain.
Tidak hanya itu, kualitas perkembangan sepak bola Indonesia saat ini bisa dikatakan memiliki gap yang cukup jauh dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN lainnya. Minimnya prestasi sepak bola Indonesia saat ini menjadi salah satu buktinya.
Timnas Indonesia tentunya memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Pasalnya, Indonesia merupakan tim kuat di ASEAN dan belum mencicipi cita rasa Piala AFC.
Meski begitu, kerja keras timnas Indonesia di Piala AFC 2022 meski gagal mencapai target yang diharapkan, tetap patut diapresiasi. Pasalnya, para pemain dan jajaran pelatih telah berusaha mengeluarkan kemampuan terbaik mereka untuk menjadi juara.
Tembakan yang buruk menjadi persoalan utama timnas Indonesia jelang menghadapi Vietnam di semifinal Piala AFC 2022. Garuda kerap menyia-nyiakan peluang di babak penyisihan Grup A.
Menurut Aditya Putra Dewa, kelemahan timnas Indonesia tidak hanya di shooting. Menurut Dewa, skuad Garuda masih banyak kekurangan. apa itu?
“Saya kira dari sisi transisi, Timnas Indonesia masih lemah dan mengharapkan serangan balik yang cepat. Kami juga harus bisa memaksimalkan setiap peluang yang ada,” ujar eks pemain PSS Sleman itu.
Apa yang Tuhan katakan itu benar. Sebelumnya, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong sempat menyinggung soal transisi permainan. Pelatih asal Korea Selatan itu menganggap transisi permainan timnya sangat lemah.