Apakah Anda salah satu orang yang menyukai kimchi? Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan makanan khas Korea berupa sayuran yang difermentasi.
Selain kimchi yang merupakan makanan yang dibuat melalui proses fermentasi, makanan ini juga termasuk dalam proses bioteknologi tradisional lho.
Tentunya dengan mempelajari IPA, anak juga belajar tentang bioteknologi.
Bisa diartikan seperti ini, bioteknologi merupakan kegiatan yang dapat menghasilkan banyak produk baru dan bermanfaat, namun istilah ini sudah lama tidak asing lagi bagi banyak orang.
Dengan kata lain, bioteknologi adalah kombinasi dari ilmu alam dan rekayasa teknis.
Dalam proses perkembangannya, bioteknologi secara umum dibagi menjadi dua kategori, yaitu bioteknologi tradisional dan bioteknologi modern. Dari kedua bioteknologi tersebut, kali ini kita akan mempelajari lebih dalam mengenai bioteknologi tradisional.
Bioteknologi adalah cabang biologi yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup, baik itu bakteri, jamur maupun virus. Barang dan jasa yang berguna bagi manusia biasanya tercipta selama proses produksi.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, bioteknologi juga berkembang dalam berbagai ilmu murni dan terapan lainnya.
Saat ini, bioteknologi telah banyak digunakan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti kedokteran, kimia, komputer dan matematika.
Namun, untuk lebih memahami tentang bioteknologi yang digunakan saat ini, pertama-tama kita perlu memahami bioteknologi yang digunakan secara rutin.
Apa itu bioteknologi konvensional?
Bioteknologi tradisional adalah bioteknologi yang memanfaatkan bakteri, proses biokimia, dan proses genetik alami dalam bentuk mutasi atau disebut juga dengan rekombinasi genetik.
Digunakan langsung melalui proses fermentasi untuk menghasilkan barang dan jasa yang bermanfaat bagi manusia. Selanjutnya, proses ini juga telah dikenal manusia selama ribuan tahun.
Dalam hal metode atau prinsip tradisional yang digunakan untuk memproduksi produk masih melalui proses bioteknologi tradisional.
Biasanya bioteknologi tradisional semacam ini mudah dilakukan dan tidak memerlukan produksi massal.
Misalnya, dalam industri makanan, fermentasi adalah kegiatan di mana mikroorganisme dalam makanan menghasilkan produk yang diinginkan.
Agar anak-anak lebih mengenal jenis bioteknologi tradisional ini, berikut fitur dan manfaatnya.
Ciri-ciri dari bioteknologi konvensional
Adapun ciri-ciri yang dapat kita pelajari dari pemanfaatan bioteknologi tradisional, antara lain:
itu dilakukan sejak lama. Bioteknologi tradisional telah dikembangkan dan digunakan oleh , masyarakat pada zaman dahulu sebelum berkembangnya peradaban modern. Saat itu, manusia telah menyelesaikan semua proses penggunaan mikroorganisme (fermentasi) untuk menghasilkan makanan, produk, dan obat-obatan.
- Menggunakan fermentasi
Selain sudah lama dilakukan, keistimewaan lain dari bioteknologi ini adalah penggunaan teknologi fermentasi.
Proses fermentasi ini dilakukan untuk mengubah gula menjadi energi dengan bantuan mikroorganisme.
Louis Pasteur diketahui telah memperkenalkan proses fermentasi baru sekitar tahun 1800-an, meski sudah berlangsung cukup lama.
- Sebagian besar digunakan untuk produksi makanan
Jenis bioteknologi ini cenderung lebih banyak digunakan dalam produksi makanan dan minuman. Contoh makanan dan minuman biotek umum adalah tahu, tempe, roti, tabai, kecap, kimchi, kimchi, keju, yogurt, natto, mentega, cuka sari apel, miso, bir, anggur, dan nata de coco.
- Tidak ada modifikasi genetik
Kurangnya modifikasi genetik merupakan karakteristik lain dari bioteknologi jenis ini, yang tidak memanfaatkan aktivitas manipulasi gen dalam produksi untuk menghasilkan produk.
- Penggunaan mikroorganisme secara langsung
Dalam bioteknologi jenis ini, proses produksinya ditandai dengan penggunaan bakteri atau mikroorganisme secara langsung dan lengkap. Bakteri ini tidak mengalami pra-manipulasi seperti bioteknologi modern.
Manfaat bioteknologi konvensional
Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari penggunaan bioteknologi tradisional, berikut ini adalah: Meningkatkan kandungan gizi yang terkandung dalam makanan berupa makanan dan minuman. Meningkatkan proses dalam industri pertanian yang merupakan tulang punggung produksi komoditas dan industri perdagangan. Membantu dalam proses peningkatan produk industri pangan dalam negeri. Meningkatkan kesempatan kerja dan membantu meningkatkan pendapatan bagi masyarakat lokal.
Contoh makanan terbuat dari proses bioteknologi konvensional
Bioteknologi konvensional digunakan dalam bidang pangan melalui proses yang dibantu mikroba seperti fermentasi, yang hasilnya antara lain:
- Yogurt
Yogurt adalah minuman yang dibuat melalui teknologi fermentasi susu dengan menggunakan bakteri seperti Streptococcus thermophilus atau Lactobacillus bulgaricus.
Bakteri ini mengubah laktosa dalam susu menjadi asam laktat. Efek lain dari proses fermentasi adalah memecah protein dalam susu sehingga menyebabkan susu mengental.
Akibatnya, susu terasa asam dan kental, dan proses pemecahannya disebut fermentasi.
- Keju
Keju merupakan bahan makanan yang dibuat dengan cara memisahkan bahan padat dari susu melalui proses koagulasi atau koagulasi.
Proses penebalan ini dilakukan dengan bantuan Lactobacillus bulgaricus atau Streptococcus thermophilus. Jenis bakteri ini menghasilkan enzim renin, yang menyebabkan protein dalam susu menggumpal, mengubah susu menjadi cair dan padat (dadih).
Kemudian dari enzim renin inilah laktosa dalam susu diubah menjadi asam dan protein dalam dadih. Selain itu dadih ini akan diproses melalui proses pematangan dan pengemasan hingga membentuk makanan olahan yang dikenal dengan nama keju.
- Tempe
Tempe adalah salah satu makanan paling populer dan tradisional di Indonesia.
Teknologi fermentasi pada dasarnya diadopsi dalam proses produksi kedelai fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan menumbuhkan jamur Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligospora pada biji kedelai.
Selama proses pertumbuhan ini, jamur menghasilkan filamen yang disebut hifa. Melalui benang inilah biji kedelai membentuk struktur yang saling terkait.
Saat jamur tumbuh, ia juga menghasilkan protease yang memecah protein kompleks yang ada pada kedelai menjadi asam amino yang lebih mudah dicerna oleh tubuh kita.
- Roti
Ragi atau proses ragi dengan bantuan ragi juga digunakan dalam pembuatan roti. Ragi adalah sejenis jamur yang biasa ditambahkan ke adonan dan menyebabkan proses fermentasi.
Sebagai hasil fermentasi, dihasilkan gas karbon dioksida dan alkohol. Karena gas karbondioksida dapat digunakan untuk mengembang roti, dan alkohol dapat digunakan untuk memberi aroma dan memberi rasa pada roti.
Sehingga adonan akan terlihat lebih pulen dan besar saat dimasukkan ke dalam oven, hal ini dikarenakan kandungan gas yang mengembang pada suhu yang tinggi.
- Kecap
Kecap terbuat dari kacang kedelai yang merupakan produk yang dibuat melalui teknik bioteknologi. Jamur Aspergillus goii digunakan untuk memfermentasi kedelai.
Selain itu, kedelai hasil fermentasi akan dikeringkan dan direndam dalam larutan garam. Kecap dibuat dengan merendam kedelai dalam larutan garam, teknik yang juga dikenal sebagai fermentasi garam.
Pada jamur Aspergillus goesii, ia mengubah protein menjadi asam amino, yang merupakan penyusun rasa, keasaman, dan aroma khas.
- Cuka
Etanol digunakan untuk fermentasi anaerob ragi dalam proses pembuatan cuka dari bahan dasar etanol.
Dengan menggunakan bakteri asam asetat seperti Acetobacter dan Gluconobacter, etanol akan teroksidasi menjadi asam asetat.